Jumlah korban tewas akibat penembakan brutal gerilyawan bertopeng di
sebuah mal di Nairobi sejak Sabtu lalu, sudah mencapai 69 orang. Hingga
Senin (23/9) kemarin, sekitar 10 hingga 15 gerilyawan yang disebut
pemerintah Kenya sebagai kelompok teroris itu, masih menyandera para
pengunjung mal.
Sebanyak 175 orang dilaporkan terluka akibat insiden penembakan brutal
tersebut. Gerilyawan yang melakukan pembantaian di mal itu, mengklaim
sebagai kelompok al-Shabab, yang terkait dengan kelompok al-Qaeda.
Pasukan Keamanan Kenya masih mengepung para teroris. Motif penembakan
brutal itu, diklaim al-Shabab sebagai balasan atas intervensi militer
Kenya di Somalia.
Meski para gerilyawan itu masih menyandera pengunjung mal, juru bicara
militer Kenya mengklaim sebagian sandera mulai bisa dibebaskan. Wartawan
yang berada di lokasi mal, melaporkan, bahwa suara tembakan masih
terdengar. "Sebagian besar sandera telah dibebaskan, dan Angkatan
Pertahanan Kenya telah mengambil alih sebagian besar gedung mal," kata
juru bicara militer Kenya, Kolonel Cyrus Oguna kepada stasiun televisi
KTN.
Sebelumnya, Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta mengatakan, ada 10 sampai 15
gerilyawan. Beberapa dari mereka yang diduga perempuan, masih menyandera
beberapa pengunjung mal. Oguna menambahkan, sikap pemerintah Kenya
sudah jelas. "Kami tidak akan bernegosiasi dengan teroris," ucapnya.
Presiden Kenyatta menyatakan, pasukannya tidak akan menyerah dengan para
teroris. Dia telah bersumpah untuk tetap teguh dengan apa yang disebut
"perang melawan teror" di Somalia. Dia berharap pasukannya bisa
mengakhiri pengepungan mal itu. "Saya yakinkan Kenya berhasil
menetralisir teroris seperti yang kita harapkan," imbuh Kenyatta. "Kami
akan menghukum dalang aksi yang menyakitkan," ujarnya lantang.
Ledakan besar menggelegar kemarin hingga menimbulkan kepulan asap tebal
membumbung dari mal tempat militan. Perkembangan tersebut semakin
menyulitkan mengetahui nasib dari kemungkinan ada korban yang masi
disandera
Sumber : Bali post & Google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar